Connect with us

Artikel

TRIPIA RESEARCH: Siapa Chris Limahelu, Orang Indonesia yang Mencetak Rekor di The Rose Bowl Game? (1)

Published

on

Perjalanan karir Christian Adrian Limahelu –akrab dikenal Chris Limahelu– sebagai atlet football di Amerika Serikat tak banyak ditemukan dalam bahasa Indonesia.

ISTILAH football di Amerika Serikat dan di negara lain –termasuk Indonesia– berbeda. Di sana, football dipakai untuk olahraga American Football. Sementara sepak bola disebut soccer. Football adalah salah satu olahraga paling populer di Negeri Abang Sam –selain baseball dan basket. Laman Wikipedia menulis, kompetisinya paling terkenal di dunia adalah NFL —National Football League.

Di luar NFL, ada kompetisi profesional lain. Namanya adalah The Rose Bowl Game –selanjutnya ditulis Rose Bowl. Jika di NFL dimainkan oleh atlet profesional, maka kompetisi Rose Bowl khusus dimainkan oleh mahasiswa perguruan tinggi. Kompetisi ini sendiri dilakukan di stadion Rose Bowl di Pasadena –California. Stadion Rose Bowl sangat legendaris di Amerika Serikat karena pernah menggelar sejumlah pertandingan olahraga yang bersejarah. Satu diantaranya adalah final Piala Dunia 1994 antara Brasil dan Italia.

Rose Bowl biasanya dimainkan setiap 1 Januari –ketika 1 Januari jatuh pada Minggu, permainan dimainkan pada Senin 2 Januari. Kompetisi ini juga dijuluki sebagai “The Granddaddy of Them All” lantaran menjadi kompetisi football tertua dibanding NFL sejak pertama kali diselenggarakan pada 1902. Awalnya, Rose Bowl hanyalah turnamen kecil yang mempertemukan perguruan tinggi di wilayah timur dan wilayah barat Amerika Serikat.

Rose Bowl lalu digelar saban tahun sejak 1916 dan menjadi kompetisi football antar perguruan tinggi yang paling banyak ditonton masyarakat Amerika Serikat. Rose Bowl sendiri merupakan bagian dari perayaan Tahun Baru yang digagas Pasadena Tournament of Roses Association. Rose Bowl menjadi laga puncak bagi tim football perguruan tinggi yang juara di kompetisi dan wilayah masih-masing, yakni Big Ten Conference dan Pacific-12 (Pac-12) Conference.

Sejarah Rose Bowl pernah mencatat nama seorang atlet kelahiran Indonesia. Dia adalah Chris Limahelu, yang lahir 16 Oktober 1950 di Kota Ternate –Provinsi Maluku Utara. Chris menghembuskan nafas terakhir pada 7 April 2010 di Los Angeles –California– karena kanker ketika berusia 59 tahun. Kabar kematiannya mengejutkan publik California dan menjadi headline di sejumlah media ternama di Amerika Serikat. Dalam biografi singkatnya, ibunda Chris bernama Juliana. Saudara kandungnya bernama Al, Robert, Frank, Henry Rocky, Patrick, serta saudari perempuan bernama Juliette. Sementara nama sang ayah tidak diketahui.

 

Chris adalah seorang kicker yang bermain untuk University of Southern California (USC) Trojans yang terletak di Los Angeles –California. Mengenakan nomor punggung 11, Chris tercatat bermain selama musim kompetisi 1973, 1974, dan 1975. Saat itu, USC dipimpin kepala pelatih John McKay yang mengarsiteki tim ini dari 1950 hingga 1975.

Di football, setiap tim memiliki unit khusus yang hanya bertugas menendang bola. Diantaranya Punter, dimana pemain melakukan tendangan Punt yang dilakukan dengan cara bola dari tangan ke kaki lalu menendangnya ke arah tengah lapangan sebelum bola tersebut menyentuh tanah. Unit khusus ini juga diisi placekickerkicker— yang bertugas melakukan kick off, field goal, dan tendangan konversi setelah touchdown. Chris sendiri berperan sebagai kicker.

Bila melihat rata-rata postur tubuh atlet football yang besar dan gempal, perawakan Chris justru kebalikannya. Laiknya orang Indonesia pada umumnya, dia hanya memiliki tinggi 1.65 meter dan berat badan 61 kg. Meski hanya membela USC selama tiga musim, Chris justru membuat rekor tak biasa dalam sejarah Rose Bowl dan USC.

Buku “Buckeye Glory Days: The Most Memorable Games of Ohio State Football” yang ditulis Eric Kaelin, serta buku “The USA TODAY College Football Encyclopedia 2009-2010
yang ditulis Bob Boyles dan Paul Guido, mencatat rekor fantastis Chris di sejumlah pertandingan. Diantaranya yang diingat publik Amerika Serikat adalah field goal Chris sejauh 47 yard di pertandingan Rose Bowl pada 1974 melawan Ohio State Buckeyes –musim kompetisi kedua Chris bersama USC. Jarak tendangan itu ternyata menjadi field goal terpanjang kedua dalam sejarah Rose Bowl saat itu. Bahkan yang pernah diciptakan USC –kabarnya memecahkan rekor field goal USC yang telah bertahan selama 64 tahun.

Dalam permainan footbal, pemain memang tidak hanya bisa menciptakan gol –poin– melalui touchdown. Yakni saat pemain membawa lari bola atau menangkap lemparan bola di bagian end zone –garis terakhir– lawan. Gol juga bisa diciptakan melalui field goal –dalam bahasa Indonesia berarti gol lapangan– yang dilakukan dengan cara menendang bola agar melewati dua tiang gawang di bagian belakang end zone lawan.

Sebenarnya, di akhir karirnya di USC, Chris telah mencetak tiga dari lima field goal terpanjang dalam sejarah USC. Rekor Chris itu kemudian dipatahkan Steve Jordan –52 yard– saat melawan Stanford pada 1982 dan saat melawan Washington State University Cougars pada 1983. Rekor Jordan kemudian dipecahkan kembali oleh Don Shafer –60 yard– pada 1985 saat melawan melawan University of Notre Dame Fighting Irish.

Tripia.id mencoba menelisik catatan pertandingan berbahasa Inggris antara USC dan Buckeyes saat itu. Diketahui, pertandingan kedua tim terjadi di Rose Bowl edisi ke 60 yang dilaksanakan Selasa 1 Januari 1974. Dalam pertandingan itu, USC harus menerima kekalahan saat melawan Buckeyes dengan skor 21-42. Namun, Chris memberikan sumbangsih besar bagi USC dengan mencetak dua field goal. Yakni saat kuarter pertama sejauh 47 yard, dan saat kuarter kedua sejauh 42 yard. Di kuarter ketiga, tendangan konversi Chris menjadi pelengkap touchdown yang dilakukan Davis setelah berlari sepanjang jarak 1 yard.

Dalam catatan pertandingan lain berbahasa Inggris yang ditemukan Tripia.id, kedua tim sebenarnya bermain imbang saat quarter pertama. Buckeyes kemudian mendominasi permainan di quarter kedua. Kebangkitan USC terjadi di quarter ketiga saat memimpin skor 21-14. Sayang, keunggulan itu tidak dapat dipertahankan di kuarter keempat. Buckeyes berbalik dengan melakukan empat kali touchdown dan menutup pertandingan dengan skor 21-42. Meski USC kalah, dalam pertandingan itu Chris meciptakan rekor yang diingat sampai saat ini oleh publik California. (bersambung/fa)

Artikel

Donut Sudah Ada Sejak Dulu

Published

on

By

Donut punya sejarah panjang, resep dan cara membuatnya pun terbilang mudah.

DONUT merupakan cemilan yang sudah sangat familiar. Resep dan cara membuatnya pun cukup mudah. Ya, donut adalah makanan sejuta umat. Bahannya utamanya sederhana hanya tepung terigu, gula, telur, mentega. Sebagian menambahkan ragi untuk mendapatkan tekstur seperti roti, sebagian lagi memilih tidak menggunakannya untuk mendapatkan tekstur seperti cake.

Asal-usul donut sendiri masih diperdebatkan, ada yang menyebut dari Amerika Serikat, ada yang menyebut dari Belanda. Yang pasti, banyak kue khas dari beragam negara yang memiliki kesamaan dengan donut ini. Namun, tahukah Anda bahwa donut memiliki sejarah panjang sebelum menjadi penganan yang dikenal oleh seluruh orang di dunia?

Dari referensi yang dihimpun Allthatsinteresting terungkap, beberapa bangsa di dunia pada zaman dulu, termasuk orang-orang Arab di Abad Pertengahan, memiliki versi donutnya sendiri. Donat versi mereka berupa adonan dari tepung yang kemudian digoreng dan dicelup dengan sirup manis. Sementara dalam sejarah Yunani dan Romawi Kuno, adonan tepung tersebut digoreng dan lalu diberikan toping supaya manis dan gurih.

Namun, bangsa Eropa yang memperkenalkan donut ke seluruh penjuru dunia adalah orang-orang Belanda. Konon, donut sampai ke Amerika Serikat dibawa oleh kaum imigran Belanda. Donut dalam versi Belanda sering disebut olykoeks atau kue minyak. Kala itu, donut belum memiliki lubang di tengahnya. Bentuk donat awal ini berupa bulatan besar dengan isian kismis dan selai apel. Lantaran berupa bulatan besar, seringkali bagian tengah donat tidak matang dengan sempurna.

Konon, donat berlubang pertamakali dibuat oleh Hanson Crockett Gregory, kapten kapal asal Denmark, di Amerika Serikat. Lubang dibuat supaya donut matang dengan sempurna. Selain itu lubang ini juga berfungsi untuk memperluas bidang sehingga minyak dapat menggoreng bagian dalam dengan lebih efektif. Dari situlah, donut kemudian menjadi makanan favorit di pelbagai belahan dunia, terutama di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Bahkan, donat menjadi cemilan khas tentara AS saat dalam Perang Dunia I dan II. (tirto)

 

Continue Reading

Artikel

TRIPIA RESEARCH: Jejak Hakim Perempuan Kelahiran Indonesia di Mahkamah Agung California (3-Habis)

Published

on

By

Tripia.id menemukan sejumlah testimoni para jurnalis yang pernah melakukan liputan di Mahkamah Agung California dan mewawancarai Josephine L. Kennard.

I have a great staff. They are very good friends of mine and will always remain my friends for I hope the rest of my life.” Pernyataan itu diungkapkan Kennard sekira 2 bulan sebelum pensiun. Kepada Nick Roman –pembawa acara The L.A. Report dan All Things Considered di radio KPCC 89,3 FM— ia menyatakan satu hal yang tidak ingin ditinggalkannya di tempat kerja adalah stafnya. Wawancara itu sendiri dirilis 17 Februari 2014.

Ya, satu-satunya yang ia bawa ke rumah adalah perasaan mengenai pelbagai kasus yang pernah ditangani. Kennard merasa, kasus-kasus itu bersemayam di benaknya setiap pulang. “Mereka tinggal bersamamu,” katanya. “Ini bertentangan dengan apa yang mungkin dipikirkan orang. Ada banyak perhatian yang diberikan pengadilan terhadap kasus-kasus ini,” jelas Kennard kepada Roman, seperti dikutip Tripia.id dari KPCC 89,3 FM.

Dalam kutipan wawancara lain bersama Howard Mintz dari San Jose Mercury News, Kennard mengucapkan selamat tinggal terhadap dunia hukum yang telah membesarkan namanya. Namun, pernyataan itu dikatakannya dengan berat hati. “Tanggal 5 April akan menjadi 25 tahun saya bekerja. Itu seperempat abad. Itu waktu yang sangat lama,” tuturnya.

Dalam wawancara tersebut, Mintz sempat memberikan testimoninya. Katanya, para sarjana hukum di California menganggap Kennard sebagai hakim yang independen. Keputusan-keputusannya juga tak dapat diprediksi. Mantan Ketua Mahkamah Agung California Ronald Marc George yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di pengadilan bersama Kennard, setuju dengan penilaian para sarjana hukum itu. “Dia tentu saja tidak memiliki agenda khusus atau dogma tertentu yang dia patuhi,” kata George, seperti ditulis Mintz.

Menurut Mintz, di persidangan, Kennard terkenal karena sering menyela pertanyaan dari pengacara selama argumen lisan di Mahkamah Agung California. Saat menyela itulah, Kennard mengubah pendapatnya menjadi pidato yang panjang sebelum mengarahkan jarinya ke wajah pengacara dan menuntut jawaban. “Dia tidak dapat diprediksi dalam putusannya,” tulisnya. “Di antara kasus-kasus penting, opini pengadilan tahun 2002 memang yang mengangkat nama Kennard. Ia memutuskan Nike bersalah, dan menyimpulkan bahwa Nike dapat dimintai pertanggungjawaban atas pertanyaan publik mengenai praktik perburuhan yang mereka lakukan di pabrik-pabrik Asia,” timpal Mintz.

Kennard juga mengungkapkan hal serupa ketika diwawancara Bob Egelko dari San Francisco Chronicle. “Saya pikir sudah waktunya untuk memulai babak baru. Saya telah ‘menikah’ dengan pekerjaan saya. Saya bekerja 7 hari dalam seminggu. Saya ingin meluangkan waktu untuk teman-teman saya yang telah lama terabaikan,” aku Kennard.

Sebagai hakim perempuan yang memiliki masa jabatan paling lama di Mahkamah Agung California, pengumuman pensiun Kennard sempat menjadi headline di sejumlah media Amerika Serikat. Maklum, 25 tahun karirnya di dunia hukum dilalui tanpa cacat. Kennard dikenal sebagai hakim yang memiliki pandangan dan pendapat yang unik dalam setiap kasus.

Maura Dolan dari Los Angeles Times bahkan memberikan testimoni khusus mengenai kehidupan dan karier Kennard. “Ia hakim yang sangat independen, sering berpihak pada underdog (yang lemah, Red.), dan merupakan salah satu anggota pengadilan yang paling vokal saat menyampaikan argumen secara lisan,” terang Maura.

Dalam testimoni itu, Maura juga menulis kehidupan Kennard yang lahir di Indonesia dari orangtua keturunan Eurasia miskin. Bahkan, kabar jika Kennard sempat tumbuh di kamp konsentrasi Jepang –di Kelurahan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan– dibenarkan Maura. “Dia dikurung di sebuah kamp interniran di pulau Jawa Indonesia selama pendudukan Jepang di wilayah tersebut,” tulis Maura.

Dibalik itu, pelbagai keputusan Kennard dalam setiap kasus yang ditangani Kennard memang cukup mengejutkan Maura. Sebab, seorang hakim yang ditunjuk langsung oleh gubernur negara bagian di Amerika Serikat, biasanya akan bekerja sesuai dengan kepentingan politik gubernur yang bersangkutan. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Kennard.

Deukmejian (Courken George Deukmejian Jr, Gubernur California, Red.) menunjuk Kennard menjadi hakim di pengadilan setelah dia menggantikan Ketua Mahkamah Agung (California, Red.) Rose Bird dan dua hakim liberal lainnya. Tetapi pengambilan keputusan Kennard tidak mencerminkan pandangan konservatif Deukmejian. Dia menikmati persahabatan di balik layar dengan mendiang Bird dan sering memilih (berbicara, Red.) dengan mendiang Hakim Stanley Mosk sehingga mereka dijuluki ‘pasangan aneh‘,” ungkap Maura.

Bagi Maura, Kennard sering mendukung hak-hak lesbian, gay, bisexual, dan transgender atau LGBT. Itu terjadi saat Kennard menangani kasus “Prop 8” atau “Proposition 8” yang membatalkan larangan pernikahan sesama jenis di California pada November 2008.

Dalam pekerjaannya, Kennard memang terlibat sangat dalam untuk menyelesaikannya. Tak hanya aktif membahasnya di dalam maupun di luar persidangan, ia juga terlibat penuh ketika menyusun opini yang tepat untuk memutuskan sebuah perkara. Bila ditarik ke belakang, hal inilah yang membuatnya diingat publik California, disamping dikenal sebagai hakim yang kerap memberikan pertanyaan agresif.

Kennard diingat publik California karena memiliki sejarah hidup yang unik dibanding hakim lain di California. Meski berasal dari keturunan Eurasia, di California ia justru dikenal sebagai orang Indonesia. Di masa menuju pensiunnya saat itu, Kennard mengaku yang ia rasakan hanyalah rasa syukur. “Ini adalah rasa syukur,” sebutnya. “Kesuksesan apa pun yang telah saya capai, saya berutang kepada Amerika,” tukas Kennard. (fa)

Continue Reading

Artikel

TRIPIA RESEARCH: Jejak Hakim Perempuan Kelahiran Indonesia di Mahkamah Agung California (2)

Published

on

By

Sejarah kehidupannya dianggap unik. Ia dikabarkan pernah tumbuh di kamp interniran saat Jepang menjajah Indonesia. Kebenaran cerita ini diungkap Maura Dolan –wartawati dari Los Angeles Times– saat memberikan testimoni mengenai sosoknya.

NAMA lengkapnya adalah Josephine Luther Kennard. Lahir 6 Mei di Kota Bandung –Provinsi Jawa Barat– pada 1941. Kedua orangtuanya adalah keturunan campuran Eurasia. Ayahnya, Johan, keturunan Belanda-Indonesia-Jerman. Sementara ibunya, Wilhemine, keturunan Tionghoa Indonesia-Belanda-Belgia.

Ayahnya meninggal di salah satu kamp konsentrasi Jepang selama Perang Dunia II saat ia berusia 1 tahun. Kabarnya, di sanalah Kennard pernah hidup. Buku “Konflik Bersejarah-Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia” menyebut, ada 6 kamp konsentrasi di Provinsi Jawa Barat saat itu. Wilayah ini disebut Bunsho II –sebutan bagi kamp-kamp konsentrasi di Pulau Jawa yang berada di bawah 3 markas daerah yang dikuasai Jepang. Setiap Bunsho berada di bawah Bushenko –sebutan untuk kecamatan yang memiliki kamp-kamp konsentrasi.

Tripia.id mencoba melakukan penelusuran lokasi kamp, dimana Kennard diduga pernah tumbuh di sana terpisah dari sang ayah. Hasilnya, lokasi kamp berada di Kelurahan Cihapit –Kecamatan Bandung Wetan. Kamp ini khusus untuk menampung perempuan, orang-orang tua, dan anak-anak Belanda. Pada saat dibuka pada 17 November 1942, kamp ini dihuni sekira 14.000 orang sebelum akhirnya ditutup Desember 1944. Sayangnya, klarifikasi mengenai benar tidaknya cerita ini tak ditemukan dari versi Wilhemine.

Beberapa tahun setelah kematian ayahnya, Kennard dan ibunya memilih pindah ke Belanda pada 1955. Namun, di Negeri Kincir Angin itu ia justru mengalami musibah. Kennard menderita tumor di kaki kanan tepat sebelum ulang tahunnya ke 16. Akibatnya, ia harus melakukan amputasi.

Dalam kutipan wawancara bersama Nick Roman –pembawa acara The L.A. Report dan All Things Considered di radio KPCC 89,3 FM— Kennard sebenarnya masih memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan. Sayang kondisinya tak memungkinkan. Kennard mengaku putus asa. “Saya hanya ingin belajar dan berharap suatu hari nanti melanjutkan ke universitas,” katanya, seperti dikutip Tripia.id.

Kendati banyak mengalami cobaan, ia akhirnya bangkit. Untuk menopang aktivitasnya, bagian tubuh Kennard yang hilang digantikan Prostesis –alat buatan untuk menggantikan bagian tubuh yang hilang atau rusak. Seiring berjalannya waktu, Kennard kemudian berimigrasi ke Amerika Serikat bersama ibunya pada 1961. Di Negeri Abang Sam, Kennard menetap di Los Angeles. Pekerjaan pertamanya justru jauh dari dunia hukum. Ia menjadi sekretaris di perusahaan asuransi jiwa bernama Occidental. Selama hidup di sana, Kennard bekerja keras untuk menyambung hidup. Pun dengan sang ibu yang sempat bekerja di sebuah restoran. Wilhemine lalu meninggal karena kanker paru-paru pada 1968.

Kepergian sang ibu ternyata menyimpan cerita. Wilhemine memberikan warisan sebesar $ 5,000 –sekira Rp 74 juta– kepada Kennard. Uang itu kabarnya disimpan Wilhemine bertahun-tahun di bank atas nama Kennard agar ia bisa menempuh pendidikan hingga kuliah. Meninggalnya sang ibu juga ternyata menjadi titik balik Kennard dalam melanjutkan hidup.

Penelusuran Tripia.id menemukan pelbagai literasi terpercaya mengenai riwayat Kennard. Mulai dari hidup, pendidikan, prestasi, hingga penghargaan yang diterimanya. Literasi itu bisa diakses di www.cschs.org dan www.courts.ca.gov. (fa)

Continue Reading

Trending