Connect with us

Wikitripia

Kota Balikpapan di 3 Zaman

Published

on

Kota Balikpapan punya sejarah panjang. Laiknya kota lain di Kalimantan Timur, daerah penghasil minyak ini juga pernah melewati masa-masa sulit.

DARI catatan sejarah, kondisi Kota Balikpapan terekam dalam 3 zaman; Kesultanan Kerajaan Kutai, Hindia Belanda, dan pendudukan Jepang.

*

BALIKPAPAN dan Balikpapan Seberang –Penajam– bagian dari wilayah negara dependen Kesultanan Kutai. Pada 1942, Penajam termasuk dalam wilayah Balikpapan. Sekitar 1636, Kalimantan pada umumnya termasuk negara bagian Kutai, negara bagian Paser, dan negara bagian Berau –diklaim sebagai wilayah mandala negara Kesultanan Banjarmasin.

Pada 1 Januari 1817, Pangeran Ratu Sultan Sulaiman dari Banjar menyerahkan kedaulatannya atas sebagian besar Kalimantan kepada perusahaan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Kemudian diperbarui lagi pada 4 Mei 1826 pada masa Sultan Adam. Setelah itu Kalimantan pada umumnya menjadi wilayah negara Hindia Belanda. Pada 1844, bekas negara bagian Kutai secara resmi mendapat pengakuan sebagai negara dependensi di dalam negara Hindia Belanda.

Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië pada 1849, Kutai termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, Nomor 8 Tahun 1855. Kutai merupakan sebagian dari de zuid- en oosterafdeeling van Borneo yang beribu kota di Banjarmasin.

DENGAN ditemukannya sumber-sumber minyak di Balikpapan dan daerah sekitarnya –Samboja, Sanga-Sanga dan Muara Badak– pemerintah Hindia Belanda akhirnya membeli wilayah ini dari Sultan Kutai Kertanegara.

Mereka kemudian membangun sejumlah infrastruktur untuk mendukung usaha-usaha pertambangan –khususnya perminyakan– dengan mendirikan kilang minyak, kantor operasi, serta perumahan pegawai –sisa-sisa usaha pembangunan Hindia Belanda itu dapat dilihat dari permukiman para staf Pertamina.

Aktivitas perminyakan ini juga membantu perpindahan penduduk terutama para pekerja dari Pulau Jawa, serta dari berbagai daerah. Saat itu perusahaan minyak yang dikenal adalah Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM), Shell dan Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM).

*

PADA masa Perang Dunia II, Jepang mengincar wilayah ini sebagai batu loncatan mengadakan serangan ke Pulau Jawa. Pada 23 Januari 1942, armada Jepang di bawah pimpinan Shizuo Sakaguchi merebut Balikpapan dari tangan pasukan Sekutu dan Hindia Belanda.

Nilai strategis Balikpapan juga diperhitungkan tentara sekutu. Pada 1945 tentara sekutu di bawah komando Australia merebut kota ini dari tangan Jepang pada pertempuran 26 Juni-15 Juli 1945 dalam usaha merebut kembali wilayah yang jatuh ke tangan Jepang. (wikipedia)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Wikitripia

4 Wali Kota Samarinda Dengan Latar Belakang TNI

Published

on

By

Dari tahun ke tahun, Kota Samarinda memiliki pemimpin dengan latar belakang yang beragam. Menariknya, sejak era 60-an hingga saat ini,

SUDAH sembilan sosok mengisi jabatan wali kota. Salah satunya bahkan tercatat sebagai yang terlama. Dia adalah Kadrie Oening yang menjabat selama 13 tahun. Namun, dalam catatan sejarah, tercatat pula ada empat walikota dengan latar belakang Tentara Negara Indonesia atau TNI.

Kapten Soedjono AJ adalah wali kota pertama di Kota Samarinda yang diangkat melalui Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri pada 1 Januari 1960. Tapi sebelumnya, Kapten TNI AD Soejono AJ adalah staf Kodam IX/Mulawarman di Kota Balikpapan.

Wali kota berikutnya dengan latar belakang TNI adalah Letkol Ngoedio, Bc.Hk. yang merupakan wali kota kedua Kota Samarinda. Ketiga adalah Letkol Inf (Purn) Iswanto Rukin sebagai Wali Kota Samarinda kelima, dan terakhir adalah Kolonel H. Lukman Said sebagai Wali Kota Samarinda ke tujuh. (wikipedia)

Continue Reading

Wikitripia

Riwayat Jembatan Mahakam

Published

on

By

Jembatan Mahakam dibangun di atas alur Sungai Mahakam. Inilah akses yang menghubungkan Samarinda kota dengan Samarinda Seberang. Fungsinya sangat vital bagi pengguna kendaraan sebagai jalur keluar masuk kendaraan dari dan menuju luar Samarinda.

PROSES persiapan pembangunan Jembatan Mahakam memakan waktu cukup lama. Butuh waktu 5 tahun –terhitung sejak 1982 hingga 1986– untuk membangun Jembatan Mahakam yang membelah Sungai Mahakam. Perjalanannya dimulai 13 April 1982, saat Gubernur Kalimantan Timur Ery Supardjan dan Menteri Pekerjaan Umum Purnomosidi, mengikuti tim survei untuk melihat lokasi pembangunan Jembatan Mahakam.

Pada 6 Oktober 1983, Gubernur Kaltim Soewandi dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kalimantan Timur Anwar Hanani, melaksanakan pemancangan tiang pertama Jembatan Mahakam. Inilah tanda dimulainya pembangunan jembatan terbesar di Kota Tepian –saat itu– yang melintasi Sungai Mahakam.

Lalu, pada 4 Oktober 1985, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Timur Soentoro, bersama Pimpinan Proyek Tatang Hendarman, dan Kepala Bidang Bina Marga Abu Bakar Al-Chered, melaksanakan pemasangan baut terakhir yang menandakan selesainya pembangunan Jembatan Mahakam ini. Nah, pada 2 Agustus 1986, Presiden Soeharto meresmikan jJembatan Mahakam bersama Gubernur Kalimantan Tmur Soewandi dan Menteri Pekerjaaan Umum Suyono Sosrodarsono.

Jembatan Mahakam sendiri miliki panjang total sekira 400 meter dan memiliki ruang vertikal sekira 5 meter. Pasca peresmian, Jembatan Mahakam menjadi satu-satunya akses jalan darat yang menghubungkan daerah Mahakam bagian utara dan Mahakam bagian selatan. Sekira 2 dekade, Jembatan Mahakam menjadi penghubung antara Samarinda Seberang dengan Samarinda Kota.

Dikemudian hari, Pemerintah Kota Samarinda mulai membangun dua jembatan untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi di Jembatan Mahakam. Dua jembatan itu adalah Jembatan Mahakam Ulu atau Mahulu –dibangun di Kelurahan Sengkotek– dan Jembatan Mahkota II –dibangun di Kecamatan Palaran. (wikipedia)

Continue Reading

Wikitripia

Event Bulu Tangkis Indonesia Terbuka Pernah Hadir di Kota Samarinda

Published

on

By

Bulu tangkis merupakan olahraga paling populer di Indonesia –selain sepak bola. Sepanjang sejarah, event bertaraf internasional di olahraga ini hanya sekali pernah diselenggarakan di Kota Samarinda –ibukota Provinsi Kalimantan Timur.

MOMENTUM bersejarah itu terjadi di Indonesia Terbuka pada 1990. Event ini adalah kejuaraan bulu tangkis terkenal berbintang enam yang diselenggarakan di Indonesia sejak 1982. Indonesia Terbuka telah berganti nama menjadi Indonesia Super Series. Hal itu terjadi setelah Indonesia Open bergabung dengan beberapa kejuaraan lainnya dalam kategori Super Series hingga 2017. Namun sejak 2018, Indonesia Terbuka berubah nama menjadi Tur Dunia –World Tour– Indonesia Super 1000 karena menyesuaikan nama turnamen Tur Dunia Badminton World Federation (BWF).

Sepanjang sejarah, Kota Jakarta menjadi daerah yang paling sering dipilih menjadi tempat penyelenggaraan Indonesia Terbuka. Tercatat 20 kali penyelenggaraan digelar di sana sejak 1982 hingga 1989, 1993, 1995 dan 1996, 1998, 2000 dan 2001, serta 2004 sampai 2019. Daerah lain di Indonesia yang pernah disinggahi event ini adalah Kota Bandung (1991), Kota Semarang (1992), Kota Yogyakarta (1994), Kota Surakarta (1997), Kota Denpasar (1999 dan 2021), Kota Surabaya (2002), serta Kota Batam (2003).

Di Kota Samarinda, Indonesia Terbuka dilaksanakan di Gelanggang Olahraga (GOR) Segiri pada 18 sampai 22 Juli 1990. Saat itu, Indonesia Open masih berbintang lima dengan hadiah uang sebesar US$135,000.

Di partai final, Indonesia menempatkan atletnya di semua kategori. Dua diantaranya bahkan menjadi all Indonesia final, yakni di tunggal putra antara Ardy Wiranata melawan Eddy Kurniawan, dan ganda campuran antara Rudy Gunawan-Rosiana Tendean versus Aryono Miranat-Erma Sulistianingsih. Di tunggal putra, Ardy Wiranata tampil sebagai juara. Sementara di ganda campuran keluar sebagai juara pasangan Rudy Gunawan-Rosiana Tendean.

Di tunggal putri, Susi Susanti harus mengakui kemenangan Lee Young-suk (Korea Selatan). Di ganda putra, Thomas Indracahya dan Reony Mainaky kalah 2 set langsung melawan Razif Sidek dan Jalani Sidek (Malaysia). Sementara di ganda putri, Chung Myung-hee dan Chung Soo-young (Korea Selatan) mengalahkan Rosiana Tendean dan Erma Sulistianingsih. (wikipedia)

 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Tripia.id (@tripiaid)

Continue Reading

Trending