“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Pramoedya Ananta Toer
SEJAK berdiri, Tripia –dibawah PT Rumah Inovasi Anak Muda (Rumida)– berkomitmen menjadi platform media kolaboratif dan inovatif. Karenanya –sampai saat ini– Tripia masih konsisten berkolaborasi dengan stakeholder. Baik individu dari pelbagai latar belakang, komunitas, hingga instansi dan lembaga. Kolaborasi adalah bagian penting yang menghidupi dan menjadi ciri khas Tripia.
Pelbagai program untuk mewujudkan kolaborasi telah dilaksanakan setahun terakhir. Merilis fanzine “Harram Jaddah” yang fokus pada skena hardcore dan punk, telah kami lakukan di awal 2022. Fanzine tersebut dapat diunduh secara gratis di Tripia.id.
Ada pula kolaborasi dengan para nano influencer lokal yang kami eksekusi menjadi killler content di Tripia.id dalam rubrik People of Passion. Lainnya adalah rencana kolaborasi yang terwujud dalam Memorandum of Understanding Tripia dengan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Kota Samarinda dibidang penerimaan siswa untuk praktik kerja lapangan, penerimaan guru magang dan guru tamu, pengembangan kurikulum, hingga pelaksanaan pendidikan kecakapan kerja.
Langkah kolaborasi kali ini, adalah alasan kami menjadi sponsorship dalam Pekan Jurnalistik 2022 Politeknik Negeri Samarinda yang diselenggarakan Unit Kegiatan Mahasiswa Jurnalistik. Tujuannya, tentu Tripia ingin menjadi partner yang mewadahi, baik pemikiran, pelbagai peristiwa, maupun informasi yang berkembang di Politeknik Negeri Samarinda.

Kenyataannya, saat ini pers mahasiswa kurang mendapat tempat. Bahkan tidak terlalu diikuti masyarakat. Padahal, kehidupan mahasiswa dan kampus memiliki pengaruh besar untuk kehidupan bermasyarakat bahkan bernegara. Di lingkungan kampuslah, pola pikir generasi muda yang akan menjadi penentu nasib bangsa ke depannya diasah. Dan harus diakui pula, sebagian besar jurnalis di media profesional pun adalah mereka yang berasal dari pers mahasiswa.
Sebagai contoh yang kebetulan, Pemimpin Redaksi Tripia.id, Faisal Rahman, adalah alumni Politeknik Negeri Samarinda –Program Studi Pariwisata. Sebelum menyandang predikat Wartawan Tingkat Utama yang lulus Uji Kompetensi Wartawan tahun ini oleh Persatuan Wartawan Indonesia Kalimantan Timur, dia meniti karir kewartawanannya dengan menulis artikel dan opini di majalah dinding Himpunan Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis dan Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda, 2003 lalu.
Ya, faktanya, pers mahasiswa saat ini erat dengan kesan “bukan pers profesional” yang hanya mengangkat isu seputar kampus. Di sisi lain, di lingkungan kampus pun, tak sedikit terjadi kasus persinggungan antara pers mahasiswa dengan jajaran birokrat kampus. Misalnya karena memberitakan persoalan terkait kebijakan kampus, pers mahasiswa diberi sanksi.
Ancaman akademik, skorsing, tindak kekerasan, hingga berurusan dengan polisi pun –jika kita telusuri– pernah dialami organisasi pers mahasiswa. Padahal, bila menilik sejarah berdirinya pers mahasiswa, sejak era Kolonial Belanda, fasisme Jepang, Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi, mahasiswa dan pers memiliki andil yang sangat besar. Misalnya saja, pada rezim Orde Baru, ketika kebebasan pers diberangus, pembredelan di mana-mana, represi terhadap penulis maupun media yang menentang pemerintah, pers mahasiswalah yang bisa mengkritik pemerintah saat itu.
Sejarah serupa mungkin tidak bisa terulang. Tapi, kita patut belajar dari sejarah tersebut. Sebagai bentuk apresiasi Tripia untuk pers mahasiswa, adalah salah satu tujuan kolaborasi ini hadir. Ya, sudah waktunya media dan pers mahasiswa berkolaborasi.
Dalam Pekan Jurnalistik 2022 Politeknik Negeri Samarinda pada 1 hingga 7 Agustus nanti, terdapat serangkaian kegiatan yang dilaksanakan. Kami tentu berharap, semangat menjaga dunia jurnalistik tetap berkelindan dan menjadi kawah candradimuka mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda. Bila kini saatnya untuk berkolaborasi, maka Tripia adalah jawaban untuk pers mahasiswa saat ini! (redaksi)